Seni tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Harus kita akui, seni bukan lagi sekadar bumbu melainkan telah menjadi menu di panggung kehidupan manusia, terutama setelah berkembangnya industri dan teknologi musik modern. Musik termasuk jenis karya budaya yang tua umurnya dan kaya akan kreasi. Dari jaman pramodern, musik telah menjadi salah satu instrumen penting peradaban, sesuai dengan tingkat kemajuan adab manusia. Seni musik merupakan ekspresi nyata dari kultur dan karakter suatu masyarakat.
Sejarah membuktikan apabila musik adalah salah satu alat yang paling tajam dalam melakukan perlawanan dan paling mudah menyampaikan suatu pesan. Tidak sedikit syair-syair lagu yang dengan tegas menyatakan penolakan terhadap penindasan, ketidakadilan, imperialisme serta ragam sikap anti kemapanan. Hal ini menyadarkan kita bahwa musik ternyata tidak hanya sebuah bentuk hiburan yang berkonotasi hura-hura belaka melainkan ekspresi yang memiliki bobot sosial dan bahkan propaganda paradigma tertentu.
Di dalam bangsa Jawa sendiri kita mengenal tradisi musik keroncong dan telah dikembangkan ke dalam variasi musik modern. Gendis yang biasa kita dengar di dalam prosesi pernikahan adat tidak hanya mengandung seni pengiringan acara melainkan mengandung unsur etika bahkan mistis. Rasanya sulit kita bayangkan betapa kakunya sejarah dan peradaban ini jika tidak ada seni lisan seperti jenis pangkur-pangkur, yang menghadirkan informasi dan kearifan budaya.
Saya ingin mengulas seputar fenomena musik rock yang dulu pernah menjadi karakter musik arek-arek Malang. Rock adalah jenis musik yang menuntut kualitas vocal yang keras dan maksimal. Musisi rock harus memiliki stamina yang tinggi dan kemampuan gerak fisik yang sempurna. Di dalam musik rock-lah saat di mana orang akan mengkombinasikan kualitas lisan dan aksi fisik secara maksimal. Minat kaum muda Malang terhadap musik cadas ini tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya banyak musisi rock dari Malang yang berhasil menembus pentas rock nasional.
Sesuai dengan karakternya yang keras, rock merupakan simbol militansi kaum muda. Di dalam musik rock terdapat kandungan nilai progresifitas, ekspresi kebebasan yang totalitas serta dapat membangkitkan semangat. Tidak benar bila ada yang mengasumsikan musik cadas itu identik dengan kekerasan, kriminal, hura-hura dan anti stabilitas. Kalaupun ada yang identik dengan itu, maka dapat saya katakan mereka bukanlah pecinta rock sejati. Rocker yang sesungguhnya adalah mereka yang mengedepankan mutu, kreatifitas dan tetap sadar akan tanggungjawab sosialnya sebagai manusia yang hidup bermasyarakat. Menyaksikan kenyataan bahwa sering diadakannya atraksi rock di Kota Malang sambil menyerukan slogan-slogan cerdas anti narkoba, merupakan sesuatu yang menggembirakan kita. Ini berarti, rock telah menjadi instrument yang positif dan menyiarkan kreatifitas dan kebaikan.
Saya sebagai pecinta musik dan hobi menyanyi, selalu mengharapkan musik berkembang pesat di Kota Malang ini. Segala kreatifitas kaum muda di bidang musik patut kita apresiasi bersama, karena nantinya akan ikut mengharumkan nama kota Malang di pentas nasional. Disaat karakter cadas sudah mewarnai kota Malang dalam segala konteks, maka perubahan yang progresif akan semakin mudah kita capai.
0 comments:
Post a Comment