Friday 17 September 2010

POWER METAL

Lebih dari lima belas tahun adalah sebuah perjalanan cukup panjang bagi sebuah grup rock macam Power Metal yang mampu bertahan dan tetap eksis. Tak bedanya dengan kebanyakan grup band lainnya, dalam perjalanannya kelompok musik ini juga mengalami gelombang pasang-surut. Di tengah popularitas dan kharismanya sebagai band heavy metal, ternyata grup ini sering diguncang oleh persoalan yang terjadi dalam intern tubuh mereka, seperti sering terjadinya pergantian personel.
Bahkan hampir tiga tahun belakangan ini grup band ini gaungnya kurang terdengar lagi. Sampai akhirnya muncul spekulasi bahwa grup ini sudah bubar.

Ternyata spekulasi berita itu tidak benar adanya. Power Metal tidak bubar, dan masih tetap eksis. Cuma sempat vakum saja. Setelah cukup lama vakum, grup rock asal Surabaya ini mencoba kembali eksis di blantika musik rock Indonesia. Justru di tengah kevakuman itu dimanfaatkan mereka mempersiapkan album baru. Dengan dirilisnya album berjudul Topeng-Topeng Murka (2002), sekaligus menjadi jawaban bahwa Power Metal masih eksis, dan tetap solid. Bagaimana perkembangan Power Metal itu sendiri memang tidak lepas dari dinamika yang ikut mewarnai perjalanan karier grup mantan juara Festival Rock se-Indonesia V versi Log Zhelebour, tahun 1989.

Grup band yang awal berdirinya bernama Power, sejak September 1987 berubah nama jadi Power Metal, dengan formasi Pungky Deaz (vokal), Ipunk (gitar), Hendrix Sanada (bas), Raymond Ariasz (kibor), dan Mugix Adam (dram). Sesuai namanya Power Metal, perubahan nama ini sekaligus untuk memproklamirkan diri jadi band rock beraliran heavy metal. Sebelum menjelajahi dunia rekaman, dalam aksi panggungnya grup ini sering membawakan lagu-lagunya Metallica, Anthrax, Helloween, Loudness atau Yngwie J. Malmsteen. Belum genap setahun dibentuk, grup band ini sudah menunjukan prestasi cukup membanggakan, antara lain dengan keherhasilannya menyabet juara pertama Festival Rock Remaja se-Jawa Timur di Lumajang (1987). Disusul tahun berikutnya meningkat jadi juara pertama Festival Rock se-Jawa di Kediri (1988). Prestasi ini dianggap belum cukup, masih ada satu event festival yang jadi targetnya, yaitu Festival Rock se-Indonesia - nya Log Zhelebour. “Itu salah satu jadi obsesi kita,” kenang Raymond, soal keberhasilan Power Metal menjuarai Festival Rock se-Indonesia V (1989) Selain jadi juaranya, Hendrix Sanada juga terpilih sebagai the best bassist. “Sekali ikut langsung jadi juara,” kata Raymond dengan bangga. "Waktu itu kita sama sekali tidak menyangka bisa jadi juaranya," tambah Ipunk. Grup band yang dianggap rival terberatnya saat itu adalah Andromedha (Surabaya), Kaisar (Solo) dan Roxx (Jakarta). Kemenangannya ini sekaligus menjadi awal perjalanan karier Power Metal menembus dunia rekaman.

Sebagai promotor merangkap produser, Log Zhelebour memang belum menjanjikan grup band juara pertama Festival Rock se-Indonesia langsung teken kontrak rekaman album. Baru sebatas direkam di album kompilasi 10 Finalis Festival Rock se-Indonesia V. Sementara juara pertamanya dijanjikan ikut tur 10 kota. Kebetulan waktu itu Log mempersiapkan pagelaran Tur Rakasasa God Bless (1990). Selain Power Metal, tur God Bless ini juga didampingi Elpamas dan Mel Shandy. Di tengah persiapan tur, Power Metal diguncang hengkangnya Pungky, lalu diikuti Hendrix Sanada. Jelas ini membuat sisa personelnya kalang-kabut mencari vokalis dan pemain bas, pengganti Pungky dan Hendrix. “Kita langsung melirik Arul, vokalis Big Boys dari Banjarmasin,” kata Raymond. Akhirnya Arul yang pernah dinobatkan sebagai the best vocalist di Festival Rock se-Indonesia V imenggantikan posisi Pungky.Tinggal pemain basnya, belum dapat. Sementara belum dapat pemain tetap, akhirnya pakai additional musician, diantaranya ada nama Roy Oracle dan Didiet Shaksana. Usai mengikuti tur, akhirnya tawaran rekaman datang dari Log Zhelebour.

Selama persiapan bikin album Arul dkk dikarantina di sebuah vila di daerah Malang – Jawa Timur. “Hampir sebulan kita dikarantina untuk bikin lagu,” kenang vokalis Power Metal. Begitu materi lagu sudah siap, mereka kembali kelimpungan siapa jadi pemain basnya. Sementara mereka harus secepatnya masuk studio. Akhirnya digaet Prass Haddy, pemain bas di band Pelni. Karena terikat dengan pekerjaan, posisinya membantu sebatas rekaman sampai album keluar. Dengan persiapan cukup matang, proses rekaman mereka berjalan mulus.

Dengan formasi Arul Efansyah (vokal), Ipunk (gitar), Prass Haddy (bas), Raymond Ariasz (kibor), dan Mugix Adam (dram), Power Metal berhasil merampungkan album perdananya diberi judul Power One (1991), yang dirilis dibawah bendera Logiss Records. Lewat debut albumnya ini, Power Metal langsung melesat ke putaran orbit grup rock papan atas yang mulai diperhitungkan. Setidaknya popularitas Power Metal sudah sejajar dengan band seniornya alumni Festival Rock se-Indonesia, seperti Elpamas dan Grass Rock. Dan album Power One ini mendapat sambutan menggembirakan dari rockers mania. Album ini sendiri melahirkan sejumlah hits, diantaranya Angkara, Satu Jiwa, Pengakuan dan Bayangan Dirimu. Di samping dua lagu lainnya, yakni Malapetaka dan Cita Yang Tersita. Kesuksesan album ini juga diikuti dengan terpilihnya Power Metal meraih penghargaan sebagai Pendatang Baru Terbaik di ajang BASF Awards 1991. Angka penjualan kaset album Power One sendiri waktu itu laku di atas 300 ribu copies. Sebuah angka penjualan yang cukup fantastik untuk sebuah grup rock beraliran heavy metal. Sementara grup rock yang bisa menembus angka itu baru God Bless, lewat album Semut Hitam (1989). Power Metal kembali menanda-tangani kontrak album kedua.

Di tengah persiapan album kedua, Ipunk mengundurkan diri, dan posisinya digantikan Lucky Setyo W, gitaris Andromedha Rock Band yang juga The best guitaris di Festival Rock se-Indonesia V. Akhirnya mereka berhasil merampungkan album kedua berjudul Power Demons (1993), yang kemudian disusul album lainnya, Serigala (1995), dan Pesta Dansa (1996).Lagi-lagi di tengah persiapan penggarapan album berikutnya, terjadi masalah dalam intern tubuh Power Metal, yang berakhir dengan mundurnya Raymond dan Mugix. Sementara itu Power Metal harus dikejar target menyiapkan album baru lagi. Untuk mengisi kekosongan itu, akhirnya ditariklah Ekko Dinaya (dram) dan James Ireng (kibor). Dengan sekuat tenaga dan segala kemampuan Lucky cs mencoba mempertahankan kharisma Power Metal dengan merilis album Peace,Love & War (1999). Meski dari segi musikalitas materi album ini cukup bagus. Tapi sayangnya album ini lagi-lagi kurang mujur di pasaran.

Tak lama setelah album rilis album ini, Power Metal pelan-pelan menghilang dari hingar-bingarnya panggung musik rock. Tak heran bila di tengah kevakuman itu muncul berita spekulatif bahwa grup ini bubar. Sampai akhirnya muncul inisiatif dari owner Power Metal yaitu dengan memanggil kembali Raymond untuk diajak membenahi lagi Power Metal. Antara lain dengan mengajak Ipunk kembali gabung di Power Metal, menggantikan posisi Lucky Setyo W yang mengundurkan diri. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan untuk melakukan konsolidasi guna menemukan formula musik Power Metal yang disiapkan di album barunya nanti. “Yang pasti, aku dengan personel yang lain punya keinginan sama untuk mengangkat kembali kharisma Power Metal. Itu yang jadi obsesi kita semua,” lanjut Raymond.

Setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya Power Metal merampungkan album ke-7, Topeng-Topeng Murka, yang proses rekamannya sampai mixing-nya dilakukan di Studio Natural– Surabaya. Sedang proses mastering-nya dikerjakan di Studio 301, Sydney – Australia. Proses penggarapan album ini memang butuh waktu cukup lama, hampir 2 tahun. Meski sering mengalami pergantian personel, ternyata tidak mengurangi kesolidan Power Metal yang kini diperkuat Arul Efansyah (vokal), Ipunk (gitar), Endro (bas), Raymond Ariasz (kibor), dan Eko Dinoyo (dram) untuk tetap eksis. "Ini adalah formasi tersolid," kata Ipunk dan Raymond hampir bersamaan, mengomentari formasi baru Power Metal yang dikatakan sudah siap tempur ini. Selain gabungnya lagi orang-orang lama, seperti Raymond dan Ipunk, formasi baru Power Metal juga diperkuat wajah baru, Endro, mantan pencabik bas Red Spider. Disamping Ekko Dinaya, mantan dramer Eclips yang sudah gabung duluan di album Peace, Love & War.

Dengan formasi barunya ini Power Metal siap menggebrak kembali panggung musik rock heavy metal.Awal Agustus lalu, grup rock pernah mendamping Sepultura (1992) dan Helloween (2004) saat manggung di Surabaya, telah merampung rekaman album ke-8, berjudul KebesaranMu, yang tak lama lagi siap edar di pasaran. (lex)
Read More - POWER METAL

Saturday 4 September 2010

DYING FETUS

Dying Fetus merupakan band Death Metal yang terbentuk di tahun 1991 di kota Annaplis, Maryland, Amerika dimana personil mereka saat ini ada John Gallagher di gitar dan vokal, Mike Kimball di gitar, Sean Beasley di bass serta Trey Williams pada drum.

Mereka memiliki karakter musik yang ngeblast, dan cukup kompleks dipadu pada style gitar yang breakdown. Vokal mereka menggunakan style growl death metal dan kadang-kadang juga scream.

Lirik-lirik mereka pun kebanyakan berbicara tentang sosial politik dan kritikan terhadap beberapa kebijakan perang termasuk invasi Amerika ke Irak. Dan selain berbicara tentang kebijakan perang, mereka juga mengkritik orang-orang yang bertopengkan agama sebagai pembenaran, sifat konsumerisme dan juga korporasi.
Di tahun 2001, beberapa personil band ini keluar dan hanya menyisakan John Gallagher. Keempat personil yang keluar dari Dying Fetus kemudian membentuk satu band death metal baru namun memiliki pengaruh musik Grindcore yang cukup kental dengan nama Misery Index. Dari sinilah bermula perkembangan Deathcore.
Pada 6 Maret 2007 lalu, Dying Fetus merilis album terbaru mereka dengan titel "War of Attrition" sebagai jawaban kepada fans mereka dimana sebelumnya Dying Fetus merilis "Stop At Nothing" di tahun 2003.
Read More - DYING FETUS

ON SALE PICK UP GUITAR

-SEYMOUR DUNCAN
AVAILABLE IN:

-SH-1
*open coil (Rp.465.000), ready stock
*nickel plate/chrome cover (Rp.500.000) out of stock
-SH-4
*open coil (Rp.465.000),READY STOCK
* nickel plate/chrome cover (Rp.500.000) out of stock
-SH-PGP1B (Rp.465.000),ready stock
-APS-1 alnico II pro staggered (Rp.1.100.000/set) out of stock
-jazz model tm SH-2 open coil (Rp.465.000) out of stock
-seth lover model SH-55 nickel plate (Rp.500.000) OUT OF STOCK

pictures:







- EMG ACTIVE PICK UP

AVAILABLE IN:
-EMG 81 (Rp.450.000)ready stock
-EMG 60 (Rp.450.000)ready stock
-EMG 85 (Rp.450.000)out of stock

picture:



-EMG PASSIVE PICK UP

*EMG HZ H4 (Rp.350.000)/biji
*EMG HZ SA1 TB1 (Rp.550.000)/set
*EMG HZ S3 (Rp.250.000)/biji

pictures:








DiMarzio

AVAILABLE IN:
-DIMARZIO EVOLUTION NECK(158), 500rb/biji out of stock
-D ACTIVATOR 925rb/set (out of stock)
-DiMarzio d activator 7strings (925rb)/set ready stock

pictures:








INF
AVAILABLE IN:
-INF1 INF2 Rp.400.000/set
-INF3 INF4 Rp.350.000/set
-INF3 INFs3 INF4 Rp. 400.000/set

picture:



V7-V8
Rp.450.000







P-90 epiphone

harga? ah murah aja, 250rb aja udeh dpt 1set.. buat yg mau reseller order minimal 3set saya kasih murah banget! serius

picture:




sample sound: http://www.youtube.com/watch?v=RAw2HmVSbSc

QUAD RAIL

cukup 400rb/set

picture:



Original Ibanez SRTn B-Band Acoustic Preamp
Rp.600.000

picture:



DUNCAN DESIGNED HOT RAIL 101
Rp. 150.000/biji gan (posisi neck/middle)
The HR-101 is based on the popular Seymour Duncan SHR-1 Hot Rails™, but with increased output.
picture:



DUNCAN DESIGNED HB103

available colours:
chrome Rp.375.000/set
gold Rp.400.000/SET

Duncan Designed HB-103 was patterned after the SH-6 Duncan Distortion™ set.
It uses ceramic magnets and powerful coil windings to deliver a high
output tone with lots of crunch and harmonics. The bridge pickup is
Trembucker-spaced.


pictures:







QUAD RAIL

cukup 400rb/set

picture:



BARTOLINI USA BASS PICK UP
bright, smooth humbucker strong lows and low mids

harga: Rp.850.000/pasang
pictures:





G&L 4 STRINGS out of stock
G&L MFD Bass pickup for 4 string basses. Used on all US and Tribute L2000, L1500 and ASAT Bass models. The patented G&L Magnetic Field Design® pickups use a ceramic bar magnet installed underneath each coil, with soft iron adjustable pole pieces to transfer the magnetic field to the top of the pickup. By contrast, traditional Alnico type pickups, such as used in the Legacy and George Fullerton models, use non-adjustable Alnico pole pieces leaving the only adjustment being pickup height. The Magnetic Field Design has this adjustment, but further offers individual adjustment of each pole piece, letting the player effectively adjust the output of each string on each pickup. Magnetic Field Design yield about twice the output per wind, making the pickup quieter while allowing a greater overall output. The sound of Magnetic Field pickups is slightly warmer with a broader frequency response.
harga: Rp.600.000/pasang ato diketeng Rp.325.000/biji

picture:



BRIDGE WITH PIEZO for bass 5 STRINGS

harga: Rp.650.000

pictures:





BARTOLINI MK-1 5STRINGS
Rp.450.000



EMG 40DC Rp.850.000/PAIRS

The EMG-40DC, with its modern appearance is actually a product of 30+ years of design experience. Reproducing an extended range cleanly - both higher AND lower - taxes the abilities of conventional pickups. In the EMG-40DC, we have succeeded in getting this extended range by utilizing an ultra low noise, low-impedance internal preamp, paired with ceramic loaded dual parallel coils that result in an extremely versatile unit that can be used for just about anything from the cleanest highs right down to the dirtiest growling lows. This model uses an extended housing that is 4 inches (102mm), perfect for five string spacing’s. See why musicians worldwide are raving about their DC’s!





ELEKTRONIK


SWITCH CRAFT JACKPLATE (out of stock)
kotak dan oval Rp.25.000




JACKPLATE IBANEZ
Rp.20.000



TOOGLE SWITCH
Rp.25.000



PRE AMP BASS 4POT.
gak tahu merknya apa..
Rp.275.000



SWITCH
3way Rp.25.000 (alpha)
5way Rp.35.000 (cortex)




CP: 081234 284 494/085646555424
FB: MAMANK HAKIM / SHREDDER MALANG
TWITTER: http://twitter.com/shreddermalang
YM: M4444NK
Read More - ON SALE PICK UP GUITAR

My News